Rabu, 18 Mei 2011

Malam Barandai UKM UNPAD


Malam minggu,Sabtu 14 Mei 2011 tepatnya di UNPAD Jatinangor diadakan pertunjukan seni Minang yaitu Randai.
Pada awalnya
Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, Randai pada awalnya adalah media untuk menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika Randai disebut sebagai Teater tradisi Minangkabau walaupun dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya bercerita atau dialog teater atau sandiwara.
Setiap anak randai punya gaya sendiri dalam gerak dan menepuk celana yang didesain khusus-mempunyai pisak yang dalam, sehingga menghasilkan bunyi beragam waktu ditepuk, tapi serempak. "Hep...ta... Dugudung-dak-dik-dung.
Dialog jeda sejenak, anak randai kembali ber-hepta-hepti diiringi cerita yang didendangkan (gurindam) dan diiringi saluang ( alat tiup ).
Sekarang randai ini merupakan sesuatu yang asing bagi pemuda-pemudi Minangkabau, hal ini dikarenakan bergesernya orientasi kesenian atau kegemaran dari generasi tersebut.Berbeda dengan suasana yang terjadi malam ini, para masiswa memenuhi tempat pertunjukan seni ini. Ada keheranan yang menjadi tanda tanya "kenapa para mahasiswa dan mahasiswa yang awalnya di daaerah tidak sedikitpun acuh terhadap kesenian minang ini tiba - tiba terkesima dan ada keinginan untuk tampil dalam acara tersebut".
 


Selain sebagai hiburan sesama masayarakat pendatang di negeri orang, Acara ini merupakan wujud dari penampilan jatidiri seseorang.
Hal tersebut sebagai bukti nyata bahwa adanya rasa sayang akan sesuatu yang baru timbul ketika kita jauh darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar