Jumat, 08 Juli 2011

Kecerdasan dan Kreativitas


A.   Latar Belakang

          Kota Bukittinggi dalam perjalanya sebagai salah satu pemerintahan daerah di provinsi Sumatera Barat sudah bisa dikatakan berhasil dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam Pendidikan. Kualitas pendidikan di kota ini sudah berada di papan atas Nasional. Sejak dari zaman Belanda, Kota Bukittinggi dan sekitarnya dijadikan sebagai tempat pendirian pusat-pusat pendidikan. Kita kenal dengan “ sekolah Raja “,Fakultas Kedokteran Pertama, Sekolah Mosvia, Kweek School, Mulo, Sekolah Tata Praja (APDN), HIS dan Ambach shcool. Dan pada Zaman awal kemerdekaan berdiri sekolah Polwan dan kadet serta Pamong Paraja yang pertama di Indonesia, bahkan Universitas Andalas yang saat ini berada di Padang, sebelumnya berada di Bukittinggi.

Tapi sayangnya keunggulan ini belum diimbangi oleh perkembangan non akademis para pelajar di kota ini. Para pelajar belum secara optimal bisa menyalurkan kreatvitas mereka. Hal ini disebabkan kurang seimbangnya pusat acuan pendidikan dengan pengembangan kreativitas pelajar. 

Otak manusia dibagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi untuk mengerjakan tugas-tugas analitik seperti; bahasa verbal, matematika, logika, angka, urutan, penilaian, analisis dan linier. Sedangkan otak kanan sifatnya yang kreasi seperti; bentuk, intuisi, lagu, musik, warna, simbol, gambar, imajinasi dan menghayal.

Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui  sebuah proses pengajaran diberikan. Dan sudah dimaklumi bahwa peserta didik memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Para pendidik dan lembaga pendidikan harus menghargai perbedaan yang ada pada mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta didik.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa itu kreativitas ?
2.    Bagaimana mengembangkan kreativitas pelajar di Kota Bukittinggi ?
3.    Apa hambatan yang dihadapi  pemerintah daerah Bukittinggi maupun orang tua pelajar dalam mengembangkan kreativitas pelajar ?

C.   Pembahasan
          Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistik menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
Sedangkan menurut saya sendiri kreativitas dimana itu para pelajar tidak hanya unggul di bidang akademis tapi bisa dan sanggup  mengimplementasikan walaupun hanya dalam bentuk yang sederhana.

Sebagai seorang alumnus yang pernah mengenyam pendidikan di Bukittinggi menurut saya penembangan kreativitas akan optimal bila :
a.    Materi pemberian pengetahuan dasar ( olah raga dan seni ) yang umum dilaksanakan disekolah,hanya dilaksanakan di Sekolah Dasar.
b.    Pada saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pengembangan diri ( olah raga dan seni ) dilaksanakan sesuai minat dan bakat pelajar. Contoh : bagi pelajar yang berminat sepak bola hanya malaksanakan pengembangan diri pada olah raga sepak bola. Dan  pada saat menduduki Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka harus melanjutkan pengembangan diri pada sepak bola.Begitu juga bagi mereka yang menyukai bidang seni, seperti contoh permainan biola mereka hanya mengembangkan diri pada alat seni biola tersebut.
c.    Proses pengembangan diri dilaksanakan pada tempat yang sesuai dengan bidang masing – masing. Contoh : Bagi pelajar berminat sepak bola melaksanakan pengembangan diri di stadion. Begitu juga dengan pelajar yang berminat seni mengembangkan diri di balai – balai seni.

Jadi pemberian materi pengembangan diri disekolah seperti jam olah raga, teknologi dan kesenian yang sebelumnya dilaksanakan di sekolah masing – masing sebaiknya dipusatkan pada sarana atau tempat yang sesuai dengan dengan minat dan bakat masing – masing pelajar.

Mungkin kita selalu berfikir kalau ada program yang positif kenapa tidak diterapkan. Dalam mencapai keberhasilan pastilah membutuhkan pengorbanan yang sebanding dengan hasil yang kita harapkan. Begitu juga dengan rencana ini hambatan datang dari kesanggupan atau proriotas pembangunan pemerintah. Sedangkan hambatan yang datang dari orang tua berupa ketidaksanggupan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak dalam pengembangan diri baik dari segi materil maupun non materil.

.
D.   Manfaat
Dengan adanya pembidangan dan pemberian perhatian lebih terhadap pengembangan diri pelajar diharapkan minat dan bakat para pelajar dapat digali dan tersalurkan.Bahkan secara tidak langsung kita telah mempersiapkan Atlet dan Seniman yang berkompetensi di negeri ini.Dan yang terpenting terbangunnya pengembangan otak secara optimal dengan keseimbangan  otak kiri dan otak kanan.

1 komentar: